Manusia hanyalah pengendara di atas
punggung usianya.
Digulung hari demi hari, bulan, dan
tahun tanpa terasa.
Nafas kita terus berjalan seiring
jalannya Waktu, setia menuntun kita ke
pintu kematian..
Sebenarnya dunialah yang makin kita
jauhi dan liang kuburlah yang makin
kita dekati.
Satu hari berlalu, berarti satu hari pula
berkurang umur kita.
Umur kita yang tersisa di hari ini
sungguh tak ternilai harganya, sebab
esok hari belum tentu jadi bagian dari
diri kita.
Karena itu,
jika hari berlalu tapi tiada Kebaikan dan
Kebajikan yang kita lakukan maka
akan keringlah batin kita.
Jangan tertipu dengan usia muda,
karena syarat untuk mati tidaklah
harus tua.
Jangan terperdaya dengan badan
sehat, karena syarat untuk mati tidak
pula harus sakit.
Teruslah berbuat baik... berkata baik...! Kritisi semua yang tidak baik. Walau tak banyak orang yang
mengenalimu, tapi kebaikan dan
kebajikan yang kita lakukanlah yang
akan menuntun kita pada
kebahagiaan, dan akan dikenang oleh
mereka yang kita tinggalkan...
Senin, 02 September 2013
BAPAK MENGAJARKAN TANPA BANYAK CAKAP
(www.lasdipo.com)- sepertinya pekerjaan paling berat bagi seorang laki-laki bukanlah menjadi engineer, akuntan, bukan pula kuli panggul tapi sepertinya adalah menjadi seorang bapak. Menjadi bapak ketika dari setiap nafkah yang diterima, dikeluarkan secara sukarela bukan untuk dirinya tapi untuk keluarganya yang juga harus dijaga kehalalannya karena menyangkut kebaikan bagi istri dan anak-anaknya. Bercerita tentang sosok seorang bapak adalah bercerita tentang seorang lelaki yang mungkin tak banyak cakap, perhatiannya pun mungkin tak terlihat sebanyak Ibu tapi percayalah, cintanya tidak kalah banyak dengan ibu. Sewaktu SD dulu bapak selalu nganter ke sekolah dan pulang pun selalu dijemput, sekalipun itu bapak baru pulang dari tempat kerja. Satu yang rutin ditanya, “Gimana sekolahnya?” Memang, bapak tidak banyak cakap, tapi perhatiannya selalu meluap. Bapak bekerja mencari nafkah rutin setiap harinya bahkan hari libur pun dilupakan demi lembur, hari-hari bersama keluarga terkadang dikorbankannya, disaat yang sama mungkin anaknya cuma bisa meminta dan meminta dan sehari setelahnya bisa jadi bapak telah membelikan yang si anak minta. Bapak lah, yang putar otak sana sini, pusing dan lelah disimpan jauh dari anak – anaknya ketika harus membiayai pendidikan dengan tidak melupakan kebutuhan makan dan dengan gaji yang tidak seberapa. Lagi, bapak mengajarkan tanpa cakap. Berhentilah mengeluh, Nak. Cukup Allah saja yang dengar rintihanmu. Ketika bapak mendapatkan makanan enak di luar entah itu dari rekan kerjanya atau sepulang dari acara pasti dibawanya makanan itu untuk anak anaknya di rumah. Bapak memang berbeda dengan Ibu. jumlah cintanya sama, hanya caranya yang mungkin berbeda. Ketika Ibu mengajarkan banyak cinta dan kasih sayang, bapak mengajarkan tentang teladan dan tentang tanggung jawab. Lagi, mengajarkan tanpa banyak cakap. Ketika Ibu menjaga kita agar tidak jatuh saat belajar berjalan, mungkin Bapak membiarkan kita jatuh, tetapi kemudian mengangkat kita. Ibu mengajarkan penjagaan. Bapak mengajarkan bagaimana bertahan dalam kesulitan. Cinta Ibu begitu nampak, namun cinta bapak begitu tersembunyi. Tersembunyi dalam diamnya yang tanpa cakap. namun terungkap dalam pemberian teladan dan pemenuhan tanggung jawab.
Minggu, 01 September 2013
''Tanggung jawab Suami Selepas Ijab Kabul, Saat Ijab Qabul terucap''
''Tanggung jawab Suami Selepas Ijab
Kabul, Saat Ijab Qabul terucap''.
”Saya terima nikahnya si.... binti si....
dengan mas kawinnya....”. Singkat, padat dan jelas.Tapi tahukan
makna “perjanjian atau ikrar” tersebut?
Itu tersurat.Tetapi apa pula yang
tersirat?
Yang tersirat ialah :
Artinya: ”Maka aku tanggung dosa- dosanya si dia (perempuan yang ia
jadikan istri) dari ayah dan
ibunya.Dosa apa saja yang telah dia
lakukan.Dari tidak menutup aurat
hingga ia meninggalkan sholat.Semua
yang berhubungan dgn si dia (perempuan yang ia jadikan istri), aku
tanggung dan bukan lagi orang tuanya
yang menanggung. Serta akan aku
tanggung semua dosa calon anak-
anakku”.Aku juga sadar, sekiranya
aku gagal dan aku lepas tangan dalam
menunaikan tanggung jawab,maka
aku
fasik,suami yang dayus dan aku tahu
bahwa nerakalah tempatku karena
akhirnya isteri dan anak-anakku yg akan menarik aku masuk kedalam
Neraka Jahanam.. dan Malaikat Malik
akan melibas aku hingga pecah hancur
badanku.Akad nikah ini bukan saja
perjanjian aku dengan si isteri dan si
ibu bapa isteri, tetapi ini adalah perjanjian terus kepada ALLAH
Subhanahu Wa Ta'ala ".
Jika aku GAGAL (si Suami)?
”Maka aku adalah suami yang
fasik,ingkar dan aku rela masuk
neraka. Aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku”.(HR.Muslim)
Duhai para istri...
Begitu beratnya pengorbanan
suamimu
terhadapmu.Kare na saat Ijab
terucap,Arsy-Ny a berguncang karena beratnya perjanjian yang dibuat
olehnya di depan ALLAH,dengan
disaksikan para malaikat dan
manusia.Maka andai saja kau
menghisap darah dan nanah dari
hidung suamimu,maka itupun belum cukup
untuk menebus semua pengorbanan
suami terhadapmu...
Semoga jadi untuk pengalaman yg
sudah nikah maupun yg belum...
Subhanallah.. beratnya beban yang di tanggung suami.Bukankah untuk
meringankan tanggung jawabnya itu
berarti seorang istri harus patuh
kepada suami, menjalankan perintah
ALLAH dan menjauhi larangan-Nya?
Juga mendidik putra-putri kita nanti agar mengerti tentang agama dan
tanggung jawab.Semoga kita semua
menjadi orang tua yang dapat
memberikan yang terbaik untuk anak-
anak kita kelak dengan agama dan
cinta kasih sehingga tercipta keluarga kecil yang sakinah, mawaddah, dan
warahmah.
Aamin Yaa Rabbal'alaminn. ..
Download Roll Spike Sepak Takraw 1.4.0
Roll Spike Sepak Takraw 1.4.0 Siang gan. Kali ini saya akan membagikan game yang populer di kawasan asia tenggara. Seru game nya. Kita bi...